Kawasan Perdesaan memegang peranan
penting dalam pembangunan nasional. Bukan
hanya dikarenakan sebagian
besar rakyat Indonesia bertempat tinggal di perdesaan, tetapi kawasan
perdesaan memberikan sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas
nasional. Pembangunan kawasan perdesaan merupakan bagian dari rangkaian
pembangunan nasional yang merupakan rangkaian upaya pembangunan secara
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Pembangunan kawasan perdesaan
dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas
pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan
perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Pembangunan
kawasan perdesaan tidak terlepas dari kapasitas masyarakat itu sendiri. Dengan meningkatnya kapasitas
masyarakat pasti akan berdampak pada kawasan itu sendiri. Kapasitas
dalam konteks ini adalah penguasaan pengetahuan dan informasi maupun
keterampilan menerapkan instrumen kebijakan dan program untuk
menjalankan fungsi-fungsinya secara efektif dan efisien.
Salah satu cara dalam upaya
pengembangan kawasan perdesaan adalah dengan malakukan upaya sosialisasi
dengan menggunakan sarana audio visual. Mengapa audio visual? Menurut
(Harmawan, 2007) bahwa “Media Audio Visual adalah Media instruksional
modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan,
dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar)”. Melihat betapa pentingnya media
pembelajaran audio visual dalam pengembangan kawasan perdesaan, maka
penulis angkat dalam proyek perubahan yang telah dijalani. Selain itu
penggarapan ini sesuai dengan tupoksi Subdit Penyiapan Media dan
Pembelajaran. Audio visual yang penulis garap berjenis Film dokumenter.
Kegiatan produksi Film Dokumenter tentang pengembangan Kawasan Perdesaan
dengan kategori Kawasan Agropolitan yang terletak di kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang.
Dipilihnya kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang tidak terlepas dari keberhasilan kawasan tersebut
keluar dari ketertinggalan. Keberhasilan ini ditopang oleh 4 desa yang
memberikan sumbangan besar dalam hal pengembangan pertanian.
Setidaknya ada 5 alasan dipilihnya
kawasan tersebut sebagai sample dalam pembuatan film documenter kawasan
perdesaan agropolitan; Kawasan keempat desa tersebut dipilih karena
memiliki potensi pertanian yang beragam dan kerjasama antar desa di
kawasan tersebut telah terjalin. Dengan keberagaman tersebut, mampu
menunjang poncokusumo sebagai kawasan agropolitan 10 tahun sebelumnya ke
empat desa tersebut awalnya merupakan desa yang sangat tertinggal,
desa-desa tersebut masih menerima bantuan dan pendampingan dari program
IDT (Inpres Daerah Tertinggal).
Setelah akses 4 jalan dibuka berkat
bantuan dari pemerintah, desa-desa tersebut mulai berkembang dan mampu
menjadi menjadi penyangga kecamatan Poncokusumo dalam kategori kawasan
agropolitan; Untuk aktivitas perekonomin, pasar terdekat terletak di
Kecamatan Poncokusumo. Sehingga hasil bumi dan lainnya dari ke empat
desa tersebut di pasarkan di pasar kecamatan;
Di keempat desa tersebut banyak ditemui homestay
yang dimiliki dan dikelola oleh penduduk setempat. Homestay tersebut
banyak berdiri karena selain potensi agropolitan, namun juga banyak
terdapat agrowisata seperti agrowisata apel, dan lain-lain.
Dalam penggarapan film dokumenter
tentang kawasan perdesaan yang merupakan program proyek perubahan,
melibatkan pihak internal dan eksternal. Untuk pihak internal,
diantaranya Direktur Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas, Pejabat
Pembuat Komitemen, Kasi Pembelajaran pada Subdit Penyiapan Media dan
Pembelajaran, staf PNS yang ada, Tenaga Ahli dan Asisten Tenaga Ahli.
Sedangkan untuk pihak eksternal
melibatkan Pihak ketiga selaku tim kreatif, Kepala Badan Pemberdayaan
Masyarakat Kabupaten Malang, Camat Poncokusumo, Kepala desa Ngadirekso,
Sumberejo, Pandansari dan desa Dawuhan, serta petani setempat.
Dengan banyaknya pihak terlibat ini
merupakan bagian untuk mendapatkan film dokumenter yang maksimal,
sehingga akan menjadi barometer pembuatan film dokumenter tentang
kawasan yang lain.
Adanya film dokumenter tentang
kawasan agropolitan ini, diharapkan dapat menunjang kinerja para
pendamping perdesaan, aparat pemerintah desa dan pihak terkait dalam
upaya mengembangkan kawasan perdesaan serta menjadi inspirasi bagi
kawasan perdesaan di daerah lain. Sebagaimana kita ketahui bahwa
Pengembangan kawasan agropolitan menjadi sangat penting dalam kontek
pengembangan wilayah mengingat : Kawasan dan sektor yang dikembangkan
sesuai dengan keunikan local, pengembangan kawasan agropolitan dapat
meningkatkan pemerataan mengingat sektor yang dipilih merupakan basis
aktifitas masyarakat, keberlanjutan dari pengembangan kawasan dan sektor
menjadi lebih pasti mengingat sektor yang dipilih mempunyai keunggulan
kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan sektor lainnya.
Selanjutnya, memberikan wawasan dan
pemahaman kepada masyarakat tentang berbagai hal yang terkait dengan
pembangunan kawasan perdesaan Agropolitan secara lebih efisien dan
efektif. Hal penting lainnya adalah menjadi inspirasi bagi kawasan
perdesaan yang sedang mengembangkan sektor agropolitan. Mengingat, akan pentingnya audio
visual dalam bentuk film dokumenter ini, maka kedepan perlu dikembangan
dan memperbanyak konten-konten media pembelajaran dalam bentuk audio
visual, sehingga masyarakat lebih mudah menangkap pesan yang
disampaikan.
Selain itu, perlu adanya sosialisasi
terhadap hasil proyek perubahan ini kepada masyarakat luas, sehingga
proyek ini tidak hanya sebatas film, serta dapat dirasakan fungsinya
bagi semua kalangan.
*(Kasubdit Penyiapan Media dan Pembelajaran. Direktorat Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas. Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi)
Sumber : http://www.kemendesa.go.id
Post a Comment